Selasa, 12 Februari 2013
Benih Kejujuran
Disadur dari minimagz SIDASGO edisi III Agustus 2009
Pada zaman dahulu kala ,hiduplah seorang Raja yang sangat menyukai berbagai jenis bunga .Ia mengunjungi taman bunganya setiap hari .
Namun sang Raja sudah tua ,ia ingin memilih penggantinya.
“Aku harus menemukan penggantiku .Dia harus orang yang jujur “kata Raja
Raja lalu mengumumkan agar rakyat datang ke istana
membawa sebuah pot berisi tanah.
Rakyat berbondong – bondong datang ke istana.
Termasuk Serena ,seorang gadis desa yang polos dan lugu.
Setelah Rakyat berkumpul di depan istana .Sang raja kemudian berkata “ Wahai Rakyatku ,aku akan membagikan benih tumbuhan kepada kalian .Setiap orang akan mendapatkan benih satu .Kalian harus memelihara benih ini !”
“Apa maksud raja membagikan benih ini ?
Kata Serena dalam hati.
Seorang demi seorang maju ke depan untuk mendapatkan sebuah benih dari Raja.
Serena pun juga mendapatkannya .
“Tahun depan kalian harus datang lagi kesini memperlihatkan benin yang kalian pelihara yang benihnya tumbuh menjadi tanaman yang indah dia adalah penggantiku !,”kata Raja saat mereka akan pulang .
Serena kemudian pulang .
Digengamnya benih dari raja dengan hati – hati .
Ia yakin dapat menanam bunga yang paling indah .
Hari demi hari berlalu .Tak ada apapun yang tumbuh di dalam pot itu .Serena Khawatir dan memindahkan benih tersebut ke pot yang lebih besar dan mengisinya dengan tanah yang lebih baik. Dia menyirami tanamannya tapi tidak tumbuh juga.
Waktu setahun berlalu. Tibalah saatnya untuk kembali ke istana. Serena kecewa karena bunganya tidak tumbuh.
Serena pergi ke istana membawa pot berisi tanah.
Alun-alun dipenuhi penduduk kerajaan. Mereka bangga memajang bunga-bunga yang indah.
“Wahai rakyatku, tahukah benih yang dulu ku berikan itu sudah aku bakar, jadi tidak dapat tumbuh menjadi pohon! Jadi kalau yang membawa pohon yang indah pasti curang, kalian tidak pantas jadi penggantiku!”
Akhirnya sang raja mendatangi Serena, “Wahai gadis kecil satu-satunya yang jujur dan tidak curang kamu layak menjadi penggantiku.” Karya Zulaikha 5.B
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar