Kamis, 17 Mei 2012
Cara Membuat PIN (1)
PIN atau dalam bahasa asing biasa disebut button, sudah menjadi barang yang tak langka lagi saat ini. Dulu PIN hanya bisa dimiliki para artis, kemudian di jual untuk para fans nya. Sekarang? Kita pun bisa jadi artis sendiri. Alias narsis!
Nah, para artis sekalian…cieelaah…
kali ini kita hendak berbagi cara bikin PIN, barang kali temen-temen penasaran gimana sih bikinnya, atau sekedar pengen ngerti bagaimana cara bikinnya, atau juga untuk artikel tugas sekolah..
nah, ini dia caranya. Dijamin mudah bin simple… belajarnya tak butuh waktu lebih dari satu jam.
Pertama, kita kenali dulu mau bikin PIN yang ukuran berapa? Biasanya yang dipakai PIN ukuran sedang dan besar. Ukuran sedang berdiameter 44 milimeter dan ukuran besar berdiameter 58 milimeter. Ini perlu kita ketahui karena langkah pertama adalah, MEMBUAT DESAIN CETAKAN PIN. Desain kita bikin menggunakan aplikasi yang mudah dan familiar, tak lain dan tak bukan adalah jenk corel…yups, CorelDRAW!
(dalam hal ini kita pengen bikin PIN besar)
1.Buatlah gambar lingkaran berdiameter 58mm
2.Masukkanlah gambar/ foto yang hendak kita bikin PIN dengan memilih menu file> import
3.Masukkan gambar tesebut ke dalam lingkaran dengan menggunakan perintah Effect>Power Clips
4.Yups, jadi dech… langkah selanjutnya buatlah lingkaran lagi yang berfungsi untuk sisa kertas yang akan merekat dibelakang pin. Buatlah diameternya 70 milimeter.
5.Gambar siap di cetak! Selesai sudah tahap mendesain..
Minggu, 25 Maret 2012
Mendesain Kaos (Part I)
Sudah berkali-kali pertanyaan “Bagaimana sih Kak cara mendesain kaos itu?” mampir kepadaku.
Hmm… gimana ya gampangnya..?
Gak ada! Jawabnya adalah gak ada cara gampang untuk mendesain kaos. Sama halnya dengan gak ada cara belajar mendesain yang instan! Kalo pengen langsung jadi mah, bilang aja “Kak Iant, desainin kaos dong” .. maka, 2 hari kemudian “maaf ya blm sempet kaki ant desain”.. 5 hari kemudian, “wah belum selesai.e”… 7 hali lagi, “masih sibuk.e belum sempet mendesain”…hahahaha… gak tau berapa hari kemudian njedul sendiri di FB “ini dia desan kaos pesenan si ….” Akhirnya dapet juga desain kaosnya, tapi gak dapet ilmu mendesain kaosnya. Hehehe… Perlu diketahui bahwa desain itu memiliki konsep, jadi kalo mau minta didesainkan kaos jelaskan dulu gambaran desain mentahnya, ini mempermudah si desainer untuk menterjemahkan konsepnya menjadi sebuah karya desain. Misal, “ kaos warna putih bagian depannya gambar gatotkaca kartun diapit gambar padi, trus bagian bawahnya dikasih pita didalamnya tulisan TEAM SUCCESS 8 CHE. Bagian belakang kaos tulisan saja KAMI BERJUANG UNTUK KEMAJUAN”. Nah dengan begitu kan jadi jelas, desainernya bikinnya gak ngelantur..
Ojedah, kita lanjut…
Sebelum mendesain kaos , ada hal yang harus kita perhitungkan terlebih dahulu. Apa itu?
Yaitu, kaos yang akan kita bikin akan di sablon manual atau sablon digital? Sejauh ini, kebanyakan kaos yang diproduksi di masyarakat adalah sablon manual. Kenapa kita perlu mempertimbangkan hal ini? Karena ini sangat berpengaruh kepada bentuk desain kaos yang kita bikin, dan tentunya juga berpengaruh pada biaya serta ongkos produksinya. Nah mudahnya begini nih cara membedakannya. Kaos yang dibikin menggunakan cara sablon digital sangatlah mudah membuatnya. Tinggal gambar/foto yang ada di computer langsung kita print pada kaos polos saja, tentunya dengan printer khusus, DTG (Direct to Garment) begitu biasanya mereka menyebutnya. Atau bisa juga dengan menggunakan kertas transfer yang kemudian di press ke kaos. Nah, karena begitu instannya proses ini maka desainnya pun gampang, hamper semua type gambar di computer bisa kita cetak. (Untuk mengetahui macam-macam type gambar dalam computer tunggu artikel berikutnya yah). Dan satu lagi keunggulannya, warna yang kita inginkan tak terbatas. Mau 5 warna, 10 warna , bahkan 29 warna pun bisa! Dan harganya sama. Mau warna gradasi pun, bahkan gradasi 5 warna juga bisa! Hanya satu hal yang perlu kita perhatikan dari gambar yang akan kita sablon digital ini, yaitu RESOLUSI. Resolusi adalah banyaknya dot (titik-titik) dalam setiap inchi pada gambar tersebut. Gampangnya adalah, kita perhatikan gambar tersebut pecah-pecah atau tidak. Kalo pecah berarti resolusinya rendah, dan ini jelas akan terlihat jelek ketika disablon ke kaos. Faktor utama dalam foto yang mempengaruhi resolusi adalah besarnya pixel kamera yang digunakan untuk mengambil foto tersebut. Nah saya rasa cukup untuk sablon digital. Oiya berkaitan dengan harga, kaos sablon digital ini harganya hamper 2 kali lipat dari kaos sablon manual. Bisa berkisar Rp 50.000 keatas. Walaupun bahan kaosnya yang digunakan sama harganya tetap saja mahal, hal ini karena harga alat-alat & bahan yang digunakan untuk mensablon digital juga mahal sekali. Satu lagi keunggulan dari sablon digital: bisa pesan satuan, mau pesen 1 kaos atau 2 kaos bisa. Tapi kalo mau pesan hingga 50 (banyak) kaos, harga tiap kaosnya akan tetap sama saja dengan kita beli satuan.
Ini nih contoh gambar mesin DTG
Sekarang, bagaimana dengan kaos sablon manual?
Yang jelas lebih murah! Karena harga alat dan bahan sablonnya lebih murah, taaaapii..i prosesnya lebih rumit. Kerumitan itu dimulai dari yang pertama, yaitu desain kaos. Rumit karena gambar yang akan kita sablon harus gambar vector (apa itu gambar vector? Tunggu artikel berikutnya). Gampangnya yaitu gambar yang bisa kita buka dengan software CorelDraw, mau kita besarin seukuran lapangan bola pun gambarnya gak bakalan keliatan pecah-pecah. Nah, desain kaos ini harus kita pisah-pisahkan berdasarkan warnanya. Hal ini perlu kita lakukan karena bertujuan untuk pembuatan film/cetakan sablonnya. Disinlah letak perbedaan mengapa disebut sablon manual dan sablon digital. Karena sablon manual membutuhkan film/cetakan. Maka semakin banyak warnanya harganya pun akan semakin mahal, hal ini bisa dimaklumi karena film/cetakan yang dibutuhkan juga semakin banyak. Biasanya tempat-tempat sablon kaos membatasinya hanya 5 film. Harga sablon kaos yang menggunakan 1.2.3.4.5 film akan sama. Tapi kalo sudah nambah film maka akan nambah harga tersendiri. Disitulah kejelian kita dalam mendesain, menggunakan keterbatasan film (dalam hal ini warna) untuk menghasilkan kualitas desain yang bagus! Akhirnya, film tadi lah yang digunakan sebagai media untuk mencetak ke kaos. Satu persatu berdasarkan warnanya. Jadi harap maklum kalo proses ini lama, karena untuk melanjutkan mensablon warna berikutnya harus menunggu kering dulu dari warna sebelumnya yang telah disablonkan ke kaos. (bisa bayangin kalo 10 film trus nunggunya berapa jam? Apalagi pesennya 50 kaos…hadeewwh). Mensablon ini membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi, sekali saja salah mensablon, maka kaos itu harus dibuang, tak terpakai… (wuuihh..sadiiis!). Rasanya tak adil dengan proses yang begitu rumit nan sadis harga kaos sablon manual lebih murah dari kaos sablon digital ya?
Nah begitulah pengetahuan dasar kalo kita hendak mendesain kaos. (Woooo… kaki ant kie ngapusi judule di atas Mendesain Kaos tapi kok ora ono cara-carane mendesain kaos)… hahahaha.. sabar-sabar ya…that’s next chapter. Mendesain Kaos Part II… So stay here and waiting next posting :D
Hmm… gimana ya gampangnya..?
Gak ada! Jawabnya adalah gak ada cara gampang untuk mendesain kaos. Sama halnya dengan gak ada cara belajar mendesain yang instan! Kalo pengen langsung jadi mah, bilang aja “Kak Iant, desainin kaos dong” .. maka, 2 hari kemudian “maaf ya blm sempet kaki ant desain”.. 5 hari kemudian, “wah belum selesai.e”… 7 hali lagi, “masih sibuk.e belum sempet mendesain”…hahahaha… gak tau berapa hari kemudian njedul sendiri di FB “ini dia desan kaos pesenan si ….” Akhirnya dapet juga desain kaosnya, tapi gak dapet ilmu mendesain kaosnya. Hehehe… Perlu diketahui bahwa desain itu memiliki konsep, jadi kalo mau minta didesainkan kaos jelaskan dulu gambaran desain mentahnya, ini mempermudah si desainer untuk menterjemahkan konsepnya menjadi sebuah karya desain. Misal, “ kaos warna putih bagian depannya gambar gatotkaca kartun diapit gambar padi, trus bagian bawahnya dikasih pita didalamnya tulisan TEAM SUCCESS 8 CHE. Bagian belakang kaos tulisan saja KAMI BERJUANG UNTUK KEMAJUAN”. Nah dengan begitu kan jadi jelas, desainernya bikinnya gak ngelantur..
Ojedah, kita lanjut…
Sebelum mendesain kaos , ada hal yang harus kita perhitungkan terlebih dahulu. Apa itu?
Yaitu, kaos yang akan kita bikin akan di sablon manual atau sablon digital? Sejauh ini, kebanyakan kaos yang diproduksi di masyarakat adalah sablon manual. Kenapa kita perlu mempertimbangkan hal ini? Karena ini sangat berpengaruh kepada bentuk desain kaos yang kita bikin, dan tentunya juga berpengaruh pada biaya serta ongkos produksinya. Nah mudahnya begini nih cara membedakannya. Kaos yang dibikin menggunakan cara sablon digital sangatlah mudah membuatnya. Tinggal gambar/foto yang ada di computer langsung kita print pada kaos polos saja, tentunya dengan printer khusus, DTG (Direct to Garment) begitu biasanya mereka menyebutnya. Atau bisa juga dengan menggunakan kertas transfer yang kemudian di press ke kaos. Nah, karena begitu instannya proses ini maka desainnya pun gampang, hamper semua type gambar di computer bisa kita cetak. (Untuk mengetahui macam-macam type gambar dalam computer tunggu artikel berikutnya yah). Dan satu lagi keunggulannya, warna yang kita inginkan tak terbatas. Mau 5 warna, 10 warna , bahkan 29 warna pun bisa! Dan harganya sama. Mau warna gradasi pun, bahkan gradasi 5 warna juga bisa! Hanya satu hal yang perlu kita perhatikan dari gambar yang akan kita sablon digital ini, yaitu RESOLUSI. Resolusi adalah banyaknya dot (titik-titik) dalam setiap inchi pada gambar tersebut. Gampangnya adalah, kita perhatikan gambar tersebut pecah-pecah atau tidak. Kalo pecah berarti resolusinya rendah, dan ini jelas akan terlihat jelek ketika disablon ke kaos. Faktor utama dalam foto yang mempengaruhi resolusi adalah besarnya pixel kamera yang digunakan untuk mengambil foto tersebut. Nah saya rasa cukup untuk sablon digital. Oiya berkaitan dengan harga, kaos sablon digital ini harganya hamper 2 kali lipat dari kaos sablon manual. Bisa berkisar Rp 50.000 keatas. Walaupun bahan kaosnya yang digunakan sama harganya tetap saja mahal, hal ini karena harga alat-alat & bahan yang digunakan untuk mensablon digital juga mahal sekali. Satu lagi keunggulan dari sablon digital: bisa pesan satuan, mau pesen 1 kaos atau 2 kaos bisa. Tapi kalo mau pesan hingga 50 (banyak) kaos, harga tiap kaosnya akan tetap sama saja dengan kita beli satuan.
Ini nih contoh gambar mesin DTG
Sekarang, bagaimana dengan kaos sablon manual?
Yang jelas lebih murah! Karena harga alat dan bahan sablonnya lebih murah, taaaapii..i prosesnya lebih rumit. Kerumitan itu dimulai dari yang pertama, yaitu desain kaos. Rumit karena gambar yang akan kita sablon harus gambar vector (apa itu gambar vector? Tunggu artikel berikutnya). Gampangnya yaitu gambar yang bisa kita buka dengan software CorelDraw, mau kita besarin seukuran lapangan bola pun gambarnya gak bakalan keliatan pecah-pecah. Nah, desain kaos ini harus kita pisah-pisahkan berdasarkan warnanya. Hal ini perlu kita lakukan karena bertujuan untuk pembuatan film/cetakan sablonnya. Disinlah letak perbedaan mengapa disebut sablon manual dan sablon digital. Karena sablon manual membutuhkan film/cetakan. Maka semakin banyak warnanya harganya pun akan semakin mahal, hal ini bisa dimaklumi karena film/cetakan yang dibutuhkan juga semakin banyak. Biasanya tempat-tempat sablon kaos membatasinya hanya 5 film. Harga sablon kaos yang menggunakan 1.2.3.4.5 film akan sama. Tapi kalo sudah nambah film maka akan nambah harga tersendiri. Disitulah kejelian kita dalam mendesain, menggunakan keterbatasan film (dalam hal ini warna) untuk menghasilkan kualitas desain yang bagus! Akhirnya, film tadi lah yang digunakan sebagai media untuk mencetak ke kaos. Satu persatu berdasarkan warnanya. Jadi harap maklum kalo proses ini lama, karena untuk melanjutkan mensablon warna berikutnya harus menunggu kering dulu dari warna sebelumnya yang telah disablonkan ke kaos. (bisa bayangin kalo 10 film trus nunggunya berapa jam? Apalagi pesennya 50 kaos…hadeewwh). Mensablon ini membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi, sekali saja salah mensablon, maka kaos itu harus dibuang, tak terpakai… (wuuihh..sadiiis!). Rasanya tak adil dengan proses yang begitu rumit nan sadis harga kaos sablon manual lebih murah dari kaos sablon digital ya?
Nah begitulah pengetahuan dasar kalo kita hendak mendesain kaos. (Woooo… kaki ant kie ngapusi judule di atas Mendesain Kaos tapi kok ora ono cara-carane mendesain kaos)… hahahaha.. sabar-sabar ya…that’s next chapter. Mendesain Kaos Part II… So stay here and waiting next posting :D
Selasa, 20 Maret 2012
Belajar Tracing Wajah di CorelDraw
Asyeek juga ternyata,, walo mendelik 7 jam di depan monitor tapi seneng bisa selesai. Bagi sahabat yang belum tau TRACING.., tracing itu ngeblab.. alias gambar ulang foto wajah tapi di CorelDraw.. (terimakasih buat jenk corel yg dah setia menemaniku 7 jam)..hahahahaa..
kunci utama dari tracing itu adalah kesabaran. sabar bikin garis terlihat se natural mungkin, sabar bereksperimen coba2in garis, sabar milih2 warna yang cocok dll.
selain itu, tracing adalah olah rasa..rasa seni,
kelebihan dari tracing ini adalah gambar yang dihasilkan berbasis vektor ( ya iya lah.. namanya juga coreldraw). gambar vektor adalah gambar yang berupa kumpulan dari garis, sehingga jika di zoom sampai seukuran stadion GBK (emang mau sepak bola Kak) pun gak bakal nge-blur / kabur gambarnya.. beda dengan gambar yang berbasis bitmap/jpeg yang tergantung dari resolusi. resolusi tergantung dari pixel kamera yang dipake. kalo resolusinya rendah ya di zoom pasti akan terlihat kabur..
nah, bagi sahabat yang pengen belajar tracing, liat video nya, baca dan nyoba tutorialnya...sayangnya gak tersedia di blog ini :)
silahkan kunjungi aja blognya bang ndop si tukang vektor. http://dzofar.com/ disana lengkap dech. bisa pesen bikin vektor lagi... gue mah cuma orang yg lagi coba2 belajar tracing berdasar tutorial nya bang ndop itu.. (tengkyu bang ndop ilmunya, moga dibalas sampai akhir zaman..amiin)
nah, ini dia hasil belajarku...
model yang jadi kelinci percobaannya adalah Adinda Erina, temen adikku di SMP N 3 Godean (tengkyu ya tante Dinda, dah ngijinin foto cantiek mu tak corat coret)
ini bukan hasil yang pertama,, udah berkali-kali tapi gak pernah tuntas seperti ini.
Alhamdulillah bisa selesai juga. menurut artikel di bang ndop, gambar seperti ini disebut vektor real..
gambarnya gak persis blas...hahahaa...
sampe si model nangis katanya mukanya keliatan tua kayak tante-tante.. :D gak ding
yang penting terus belajar dan terus berkarya
salam..
kunci utama dari tracing itu adalah kesabaran. sabar bikin garis terlihat se natural mungkin, sabar bereksperimen coba2in garis, sabar milih2 warna yang cocok dll.
selain itu, tracing adalah olah rasa..rasa seni,
kelebihan dari tracing ini adalah gambar yang dihasilkan berbasis vektor ( ya iya lah.. namanya juga coreldraw). gambar vektor adalah gambar yang berupa kumpulan dari garis, sehingga jika di zoom sampai seukuran stadion GBK (emang mau sepak bola Kak) pun gak bakal nge-blur / kabur gambarnya.. beda dengan gambar yang berbasis bitmap/jpeg yang tergantung dari resolusi. resolusi tergantung dari pixel kamera yang dipake. kalo resolusinya rendah ya di zoom pasti akan terlihat kabur..
nah, bagi sahabat yang pengen belajar tracing, liat video nya, baca dan nyoba tutorialnya...sayangnya gak tersedia di blog ini :)
silahkan kunjungi aja blognya bang ndop si tukang vektor. http://dzofar.com/ disana lengkap dech. bisa pesen bikin vektor lagi... gue mah cuma orang yg lagi coba2 belajar tracing berdasar tutorial nya bang ndop itu.. (tengkyu bang ndop ilmunya, moga dibalas sampai akhir zaman..amiin)
nah, ini dia hasil belajarku...
model yang jadi kelinci percobaannya adalah Adinda Erina, temen adikku di SMP N 3 Godean (tengkyu ya tante Dinda, dah ngijinin foto cantiek mu tak corat coret)
ini bukan hasil yang pertama,, udah berkali-kali tapi gak pernah tuntas seperti ini.
Alhamdulillah bisa selesai juga. menurut artikel di bang ndop, gambar seperti ini disebut vektor real..
gambarnya gak persis blas...hahahaa...
sampe si model nangis katanya mukanya keliatan tua kayak tante-tante.. :D gak ding
yang penting terus belajar dan terus berkarya
salam..
Langganan:
Postingan (Atom)